Pistis: Jurnal Teologi Terapan https://www.pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal <p>The Pistis Journal was first published in 2001 with a frequency of twice a year (December and June) by the Evangelical Theological Seminary Indonesia (STTII) in Yogyakarta. Jalan Solo KM 11 PO BOX 4/YKAP Yogyakarta 55571 (0274-496257); Email: jurnal.pistis@sttii-yogyakarta.ac.id</p> Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta en-US Pistis: Jurnal Teologi Terapan 1412-9388 <p><strong>You are free to:</strong><br />Share — copy and redistribute the material in any medium or format<br />Adapt — remix, transform, and build upon the material<br />for any purpose, even commercially.<br />The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.</p> <p><strong>Under the following terms:</strong><br />Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.</p> Pencarian Hikmat Dalam Perspektif Ayub 28:20-28: Suatu Kajian Eksposisi Dan Implikasi Teologis https://www.pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/175 <p>Ayub 28:20-28 menghadirkan perenungan mendalam tentang hakikat hikmat dan sumbernya yang sejati. Dalam perikop ini, penulis menegaskan bahwa hikmat tidak dapat ditemukan melalui usaha manusiawi atau kekayaan duniawi, tetapi hanya melalui hubungan yang benar dengan Allah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara eksposisi teks Ayub 28:20-28 dan menemukan implikasi teologi dari perikop ini dalam kaitannya dengan konsep takut akan Tuhan sebagai landasan hikmat. Pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis eksegetis terhadap teks serta kajian teologis yang menghubungkan konsep hikmat dalam kitab Ayub dengan tradisi kebijaksanaan Ibrani secara lebih luas. Berdasarkan metode kualitatif, studi literatur, maka penelitian ini menemukan beberapa nilai hikmat, yaitu: <em>Pertama, </em>Hikmat tidak dapat ditemukan melalui usaha manusiawi (Ayb. 28:20-22); <em>Kedua, </em>Hikmat bersumber dari Allah dan berakar dalam takut akan Tuhan (Ayb. 28:23-28); <em>Ketiga, </em>Hikmat menjadi prinsip hidup dalam etika moral (Ayb. 28:20-28). Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami bagaimana konsep hikmat dalam Ayub 28:20-28 dapat diaplikasikan dalam kehidupan beriman masa kini. Dengan menegaskan bahwa hikmat sejati berasal dari Allah, penelitian ini menyoroti relevansi nilai-nilai takut akan Tuhan dalam membentuk karakter dan kebijaksanaan moral bagi umat percaya.</p> Jeffry Keliduan Marten Luter Maunusu Hervy Noya Aska Aprilano Pattinaja Copyright (c) 2025 Jeffry Keliduan, Marten Luter Maunusu, Hervy Noya, Aska Aprilano Pattinaja https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-06-30 2025-06-30 25 1 1 19 10.51591/pst.v25i1.175 Membangun Ketahanan Spiritual dalam Dunia Bisnis Modern: Sebuah Pendekatan Teologis Naratif Berbasis Mazmur 55 https://www.pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/187 <p>Penelitian ini mengkaji bagaimana ketahanan spiritual berlandaskan Mazmur 55 memampukan pengusaha Kristen menghadapi tekanan psikologis dalam bisnis modern. Melalui kerangka naratif Brueggemann (orientasi–disorientasi–reorientasi), studi ini mengintegrasikan eksposisi teks Ibrani, teori coping psikologis, dan studi kasus krisis bisnis. Hasilnya menunjukkan bahwa praktik penyerahan diri (<em>hashlēkh</em>), doa, dan dukungan komunitas mengubah pengkhianatan relasional dan tekanan finansial menjadi peluang kepemimpinan etis. Mazmur 55 terbukti sebagai model ketahanan spiritual yang aplikatif bagi penguatan integritas dan keberlanjutan bisnis.</p> Maria Shanti Indrias Copyright (c) 2025 Maria Shanti Indrias https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-06-30 2025-06-30 25 1 20 31 10.51591/pst.v25i1.187 Strategi Pastoral Paulus dalam Menyelesaikan Konflik Pelayanan: Studi atas Filipi 4:2-3 https://www.pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/190 <p>Konflik dalam pelayanan merupakan realitas yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan gereja, termasuk pada masa gereja mula-mula. Filipi 4:2-3 mencatat perselisihan antara dua tokoh pelayanan, Euodia dan Sintikhe, yang menjadi perhatian serius bagi Rasul Paulus. Paulus menanggapinya dengan strategi pastoral yang bersifat personal, kolaboratif, dan teologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi pastoral Paulus dalam menyelesaikan konflik pelayanan berdasarkan Filipi 4:2-3 melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutika teologis dan metode eksegesis biblika. Hasil kajian menunjukkan bahwa Paulus menasihati secara langsung, mengedepankan kasih dan hubungan pribadi, melibatkan pihak ketiga sebagai mediator, menghargai kontribusi pelayanan masa lalu, serta memperluas perspektif eschatologis. Strategi ini menunjukkan model keteladanan Paulus dalam menyelesaikan konflik pelayanan adalah kombinasi antara konfrontasi kasih, mediasi komunitas, dan transformasi spiritual yang berkelanjutan, menjadikannya model resolusi konflik, strategi Paulus bukan hanya solusi sesaat, tetapi upaya membentuk budaya komunitas yang sehat, saling mendukung, dan bertumbuh dalam karakter Kristus. Temuan ini relevan bagi gereja masa kini dalam membangun pendekatan pastoral yang lebih partisipatif, kontekstual, dan berakar pada nilai-nilai Alkitabiah.</p> Kelina Sabet Samosir Theophylus Doxa Ziraluo Jimmy Sugiarto Copyright (c) 2025 Kelina Sabet Samosir, Theophylus Doxa Ziraluo, Jimmy Sugiarto https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-06-30 2025-06-30 25 1 32 43 10.51591/pst.v25i1.190 Integrasi Amsal 24:3-4 dan Metode Trivium dalam Meningkatkan Literasi Membaca di Sekolah Rumah Komunitas Jogja Patriae Academy https://www.pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/194 <p>Penelitian ini melakukan analisis perbandingan Amsal 24:3-4, sebuah teks hikmat Alkitab yang menekankan hikmat, pengertian, dan pengetahuan, dengan metode Trivium, kerangka pendidikan Barat klasik yang terdiri dari Tingkat Dasar (<em>Grammar</em>), Logika, dan Retorika. Penelitian ini mengeksplorasi persamaan dan perbedaannya dan menerapkan temuan tersebut untuk meningkatkan literasi membaca dalam lingkungan <em>homeschooling</em> komunitas, khususnya Jogja Patriae Academy. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis ekspositori, penelitian ini mengidentifikasi tujuan dan elemen bersama antara kedua kerangka tersebut, seperti pendekatan pembelajaran yang progresif dan berjenjang. Temuan utama menyoroti bahwa mengintegrasikan landasan spiritual dan moral Amsal 24:3-4 dengan struktur kognitif sistematis Trivium menumbuhkan pemikiran kritis, pengembangan karakter, dan pertumbuhan rohani pada siswa. Aplikasi praktis mencakup kurikulum yang disesuaikan dan keterlibatan orang tua untuk meningkatkan literasi membaca. Penelitian ini berkontribusi pada pendidikan Kristen dengan mengusulkan model pedagogis holistik berbasis iman.</p> Widajanti Dwi Adi Jimmy Piter Kalauserang Copyright (c) 2025 Widajanti Dwi Adi, Jimmy Piter Kalauserang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-06-30 2025-06-30 25 1 44 59 10.51591/pst.v25i1.194 KETENANGAN JIWA DI TENGAH BUDAYA GILA KERJA “HUSTLE CULTURE”: REFLEKSI MAZMUR 131:1-3 https://www.pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/165 <p>Penelitian ini membahas mengenai ketenangan jiwa di tengah budaya gila kerja atau Hustle Culture. Bekerja tanpa memikirkan istirahat merupakan fenomena yang terjadi masa kini, bekerja tanpa istirahat yang cukup membuat gangguan Kesehatan secara fisik maupun secara mental. Gangguan Kesehatan mental membuat seseorang yang bekerja keras memiliki rasa takut, stres, khawatir dan hal-hal lain yang mengganggu Kesehatan jiwa. Penulis menganalisa mazmur 131:1-3 yang merupakan tulisan mazmur Daud yang memperlihatkan ketengan jiwa yang dimiliki Pemazmur. Pemazmur memperlihatkan kerendahan hati dan keadaan yang selalu berserah, berharap dan percaya kepada Tuhan membuat Pemazmur dapat mengendalikan diri Pemazmur dari ambisi dan keinginan berlebihan yang ingin menguasai diri Pemazmur. Pemazmur tetap konsisten untuk memiliki kehidupan yang selalu berserah dan percaya kepada Tuhan di tengah kesulitan dan masalah yang dihadapi Pemazmur.</p> Astrid Gabriela Ares Paulus Dimas Prabowo Copyright (c) 2025 Astrid Gabriela Ares, Paulus Dimas Prabowo https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-06-30 2025-06-30 25 1 60 69 10.51591/pst.v25i1.165